Ilustrasi dari film Ambu
Oleh Nurmalia Agustina
Setiap manusia pasti mengalami proses yang cukup panjang dalam setiap kehidupannya. Kehidupan itu berputar seperti roda, kadang kita berada di bawah dan kadang kita berada di atas. Tapi banyak sekali manusia tidak percaya akan hal itu, banyak sekali manusia yang berpikir dia akan hidup kaya selamanya begitupun sebaliknya. Padahal semua itu tergantung ikhtiar kita dan rasa syukur kita pada Sang Pencipta. Ketika kita diberi lebih oleh Sang Pencipta jangan sampai kita lupa dengan yang memberi rezeki itu siapa.
Kehidupan dunia itu hanya sementara, kita hanya sedang menunggu waktu itu datang. Lantas sebenarnya apa yang kita kejar di dunia ini ? Kehidupan dunia yang terus menerus merasa belum cukup atau mengejar untuk di akhirat nanti? Entahlah kita sebagai manusia masih saja mengejar dunia yang membuat kita tertipu daya. Kita tidak bisa munafik pada diri kita sendiri bahwa sebenarnya kita setiap saat masih memikirkan urusan dunia besok masih bisa makan atau tidak, besok masih bisa belanja atau tidak, padahal itu semua sudah ada yang mengatur.
Manusia terlalu sibuk dengan dunianya sedangkan lupa mempersiapkan bekal untuk di akhirat nanti.
Bekal apa yang akan dibawa untuk di sana? Kalau ditanya begini, "Misalkan kamu besok meninggal amal apa yang kamu sudah kerjakan?" Pasti kita sendiri terdiam dan baru berpikir bahwa untuk persiapan akhirat kita belum menyiapkannya. Padahal kematian itu nyata, kita tidak tahu kapan kita akan dijemput, kita tidak tahu dijemput dalam keadaan suci atau sedang berbuat maksiat. Itu semua yang tahu hanya yang di atas. Tugas kita hanyalah memperbaiki diri dari hari ke hari sampai waktu itu tiba.
Manusia selalu berdoa meminta untuk selalu dipanjangkan umurnya, karena mereka merasa belum siap untuk dipanggil. Tetapi, mereka selalu melakukan kesalahan terus-menerus. Kemudian setelah diberi peringatan baru mereka sadar dan bertaubat kemudian berdoa lagi, setelah itu melakukan kesalahan lagi. Sampai pada akhirnya, waktu itu tiba dan manusia itu tidak menyangka bahwa dirinya ternyata sudah dipanggil.
Dia melihat semua orang sedang menangis, dia melihat semua orang berdatangan ke rumahnya untuk bertakziah, dan dia melihat dirinya sendiri sedang terbaring dengan mata tertutup dan hidup yang ditutupi kapas. Dia menangis sekencang-kencangnya karena merasa ketakutan, satu orang pun tidak ada yang mendengarnya.
Dan akhirnya dia akan diantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya dan banyak orang yang mengantarnya menuju tempat tersebut. Setelah dimasukkan ke dalam liang lahat, semua orang bergegas pulang dan dia berteriak sambil menangis meminta jangan tinggalkan dia sendiri di tempat yang kotor ini, banyak serangga yang mulai berdatangan, dan semakin dia berteriak meminta tolong semakin tidak ada yang mendengarnya. Dan akhirnya dengan wajah ketakutan dan bergetar datanglah seorang malaikat lalu bertanya.
Jika sudah seperti ini marilah kita sama-sama untuk memperbaiki diri mempersiapkan bekal di akhirat kelak. Jangan menunggu waktu, waktu itu terus berjalan sedetikpun sangat berharga. Jangan pernah meminta untuk menambah waktu, syukuri waktu yang diberikan oleh sang pencipta sekarang dan gunakan sebaik mungkin. Karena sesungguhnya dialah yang maha mengatur atas segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi. (*)
Nurmalia Agustina, Zetizen Banten Fashionista. Baru lulus dari MA Al-Khairiyah Rancaranji, Padarincang, Kabupaten Serang. Piawai make up dan membuka jasa Imal Makeup. Finalis Nong Kabupaten Serang 2020. Tinggal di Padarincang, Kabupaten Serang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar