Review K-Drama Oleh Rera Haiefinah
Annyeonghaseo Yeorobun!!
Yeorobun
pada ingat tidak, ketika ada salah satu drama Korea yang jadi perbincangan oleh
media karena dinilai rasis terhadap negara Indonesia? Ya, judul drama tersebut adalah
Racket Boys atau라켓 소년단 (Raket Sonyeondan). Salah satu scene yang terdapat di drama tersebut menyebut bahwa negara
Indonesia berbuat curang dikarenakan panita menyediakan hotel yang kurang bagus
untuk atlet dari negara lain, sedangkan untuk atlet negara Indonesia diberikan
hotel yang bagus. Selain itu, para supporter Indonesia dinilai terlalu rasis
terhadap atlet negara lain, padahal para supporter Indonesia hanya menjadi
penyemangat untuk para atlet. Karena scene
inilah pihak stasiun TV SBS meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat
Indonesia. Scene ini terdapat di
episode ke 5 drama tersebut.
Meskipun
begitu, sebagai penonton dan pembaca yang budiman kita perlu menjadi seorang
yang berpikiran luas. Kita tidak tahu bagaimana proses syuting tersebut
berlangsung. Pada saat yang bersamaan, tahukah kalian bahwa yang menjadi
pemeran atlet Indonesia di drama tersebut adalah seorang anak dari keturunan
Indonesia-Korea. Dia dalah Ko Soobin. Ibunya berasal dari Indonesia dan ayahnya
orang Korea.
Selama
proses syuting, Ko Soobin hanya mendapat story
board (urutan scene yang berbentuk sebuah gambar,
tidak ada script yang tercantum). Jadi, ibunya yaitu Kak Yannie Kim tidak tahu
bagaimana isi dari seluruh scene yang
ada di episode ke 5. Supporter Indonesia yang datang untuk syuting di drama
tersebut adalah orang Indonesia asli yang sedang berkuliah, student exchange,
ataupun bekerja di Korea. Ada beberapa property yang digunakan seperti banner,
poster dan lain-lain yang salah dalam penulisan dan arti dalam bahasa
Indonesia. Kak Yannie Kim membantu membetulkan dan memprotes pada pihak stasiun
TV SBS agar tidak ada yang salah (karena beliau berasal dari Indonesia dan
beliau salah satu orang yang berasal dari Indonesia yang aktif syuting sebagai cameo ataupun bintang iklan).
Meskipun begitu, banyak dari
orang Indonesia yang memprotes di instagramnya dengan mengirim direct messege
ke instagram pribadinya. Netizen Indonesia menilai beliau tidak kompeten
sebagai salah satu orang Indonesia yang ikut dalam proses syuting di drama
Racket Boys. Kak Yannie dalam Instagramnya mencoba mengedukasi para followers
dan orang-orang yang memberikan direct messege supaya tidak menimbulkan
kesalahpahaman. Jadi, pembaca yang budiman sudah tahukan bagaimana kontroversi
yang berlangsung serta penyelesaiannya.
Terlepas dari kontroversi
kerasisan dalam drama tersebut, banyak kesan dan pesan yang bisa diambil.
Seperti “mempunyai seorang sahabat bagaikan memiliki berlian yang berharga”.
Para sahabat selalu menginginkan kebersamaan, entah itu bermain, belajar dan
berlatih untuk menggapai mimpi mereka menjadi atlit badminton. Lalu sebagai para
pelatih, meskipun memiliki satu anak yang paling bisa diandalkan tapi jangan
lupakan anak-anak lain yang juga diajar dan menyayangi pelatih mereka. Maka
saling percayalah terhadap semua anak-anak yang para pelatih ajar, seperti para
pelatih percaya terhadap kemampuan satu anak yang paling bisa diandalkan.
Dan terakhir, sebagai tetangga
baik berasal dari kota, desa, Asia, Eropa dan lain-lain haruslah saling
membantu dan menjaga perkataan agar tidak menyakiti tetangga yang tinggal
bersama kita.
Jadi, setelah membaca review ini
diharapkan para pembaca dan penonton harus benar-benar mengetahui informasi,
mengetahui seluruh isi dari drama tersebut, lalu berkomentarlah dengan bijak.
Kamsahamnida! (*)
Rera Haefinah, Zetizen Jurnalistik 2019.
Mahasiswi Untirta. Tinggal di Legok, Kota Serang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar