Terbaru

CINTA ANTARA TEORI DAN REALITA

Kamis, 07 Oktober 2021
Ilustrasi dari film Galih dan Ratna.


Oleh Muhdi

Pepatah Arab pun mengatakan : "Cintailah Orang yang kau cintai sewajarnya saja, boleh jadi esok hari ia akan menjadi orang yang kau benci. Dan Bencilah orang yang kau benci sewajarnya saja, boleh jadi Ia akan menjadi seseorang yang kau cintai".


Cinta tak semanis yang dibayangkan. Terkadang datang keburukan dan perkara yang tak diinginkan. Meski segala ragu mengenai cinta tengah berkali-kali merajai pikiranku. Namun aku selalu percaya bahwa jodoh tak pernah tertukar, dan takdir Tuhan tak pernah salah.


Setiap orang yang hadir, terkadang beberapa di antaranya hanya mengucapkan hello kemudian pada akhirnya pergi mengucapkan goodbye. Beberapa di antaranya mungkin ada yang sekadar lewat tanpa permisi, namun percayalah pada akhirnya akan ada seseorang yang datang dan tinggal menetap di hati.


Mungkin hatimu telah dipatahkan berkali-kali oleh cinta, mungkin kepercayaanmu telah dihancurkan berkali-kali oleh kebohongan dan pengkhianatan, mungkin segala perjalanan mengenai kisah cintamu hanya mengundang luka ketika mengingatnya.


Memang benar. Karena cinta dan luka itu sepaket. Siap mencintai, harus siap patah hati. Siap memiliki, harus siap kehilangan. Satu yang kuyakini, dan teori yang memang aku percayai. Adalah teori ini : Genggam terlalu erat, kau kan dilepaskan. Tak digenggam, kau kan kehilangan.


Teori ini bisa diibaratkan, ibarat kau menggenggam pasir. Terlalu erat kau genggam pasir itu, dia akan tumpah dan jatuh. Pun sama jika kau tak menggenggamnya. Solusinya, peganglah, taruhlah diatas kedua tanganmu yang terbuka. Perlahan, namun pasir itu pun tidak akan tumpah.


Pun sama dengan perihal mencintai. Kau boleh menggenggamnya, namun jangan terlalu erat karna kau genggamanmu kelak akan dilepaskan olehnya, kau kan ditinggalkan. Bukan berarti kau tak menggenggamnya, karena jika tak kau genggam, kau sendiri yang kan kehilangan.


Mencintai itu tak salah, karena cinta itu tak pernah salah. Yang salah adalah ketika kita memaksakan sesuatu tuk tetap tinggal. Sedangkan menjaga itu perlu ketika kamu telah memilikinya. Jangan dilepaskan, namun jangan dipaksakan. Sebab cinta bukanlah paksaan, dia hadir dengan sendirinya tanpa permisi.


Terkadang dia tumbuh dengan sendirinya karena terbiasa. Walau keadaan tak melulu berpihak pada hati, dan logika tak sependapat dengan perasaan. Mencintai bukan berarti harus berambisi memiliki, karna cinta bukanlah ambisi tuk sekadar mendapatkan. Percayalah kepada Sang Pemilik Hati di atas, karna takdir dan jodoh dari-Nya tak pernah salah alamat, tak pernah tertukar, dan selalu disediakan-Nya yang baik untukmu dan bukanlah yang terburuk.


Terkadang takdir tak sependapat dengan cinta yang saat ini telah singgah. Takdir lebih berkuasa dari cinta yang telah tumbuh dan dirawat dengan sedemikian rupa. Jika yang dicintai bukanlah takdir-Mu, percayalah jika memang waktu dalam buku takdir-Nya sudah tepat, maka akan dipertemukan olehmu, dan digantikan-Nya yang lebih baik dari seseorang yang sebelumnya telah diam di dalam hatimu. Jika takdir berpendapat sama dengan cinta, percayalah meski jarak yang memisahkan terbentang luas, Sang Pemilik Hati kan menyatukan dan tak akan memisahkan meski hanya sesenti.


Wahai yang bersemayam di dalam rasa dan diriku Engkau jauh dari penglihatan dan pandangan Engkau adalah ruhku jika aku tak memandangmu Dia lebih dekat denganku dari segala pendekatan. Angan-angan tentang dirimu ada di mataku Ingatan tentang dirimu ada di mulutku Tempat kembalimu ada di mulutku Tapi kemanakah engkau hilang dariku?


Wahai yang bersemayam di antara perut dan iga. Sekalipun tempat tinggalmu berjauhan dariku, kasih sayang tercurah untuk senantiasa mencinta Jika engkau tiada menggapainya ia akan membumbung. Kucari alasan dari dosa yang kulakukan, tapi kau paksa aku menjadi pemutus tali. Kau bawa pergi akalku di kesempitan jurang.


Setelah aku berumur akal itu kau bawa kembali Itulah cinta kami yang berdampingan. Engkau telah mensigati dengan adil dan jeli. Ya Rabbi kusibukkan dia dengan cintaku. Seperti Engkau sibukkan hatiku dengan cintanya Agar menjadi ringan apa yang bersemayam di hatiku.


Aku memohon kepada zat yang membalikkan keinginan. Hasratku kepadamu dan hasratmu kepadaku. Atau biarkan cinta mengalir di hatiku. Ada kafilah yang berlalu menjelang malam Jalan berdebu dan malam merambat kelam. Mereka menggiring hasrat menyatu dengan bumi. Perjalananpun tenggelam di balik ambisi.


Bintang malam menuntun yang mereka harapkan, Yyang menggantung di atas bintang dan kenikmatan. Dalam pemeliharaan yang tidak didapat orang lain, tak peduli celaan orang yang suka melontar celaan. Kuingin memeluknya di saat hati sedang merindukan. Adakah kedekatan setelah kami saling berpelukan. Kucium mesra agar kerinduan itu sirna. Keinginan untuk bertemu semakin membara. Kobaran di hati belum jua terobati. Kecuali setelah dua hati saling mengisi.


Jika kulihat panasnya cinta di dalam hati, kucari pancuran air untuk mendinginkan. Berikan padaku kedinginan air yang pasti karena dalam perut ada api yang menghanguskan. Aku tidak tahu apakah pesonanya yang memikat atau mungkin akalku yang tidak lagi di tempat. Keindahannya pangkal segala keindahan.


Cinta bukanlah karena keindahan dan yang tampak di mata tetapi karena yang menyatukan hati dan jiwa. Ada getaran yang merasuki jiwa yang murah hati. Laiknya getaran dahan kerana angin yang sepoi-sepoi, engkaulah pembantai setiap pemabuk cinta. Pilihlah untuk jiwamu siapa yang kau pilih.


Cintaku bersemi, apa pun dirimu tak peduli keadaanmu dulu dan kini. Kau tak peduli kepadaku dan akupun begitu. Siapa tak pedulikan dirimu hendak memuji. Aku menyukai mereka sekalipun dirimu seperti musuhku. Penilaianku terhadapmu sama terhadap mereka aku menilai. Kudapatkan kenikmatan jika ada yang melecehkanmu. Biarkan orang mencelaku karena cinta telah terpatri.


Engkau sirami cinta dalam hatiku dengan indahnya perangaimu. Kebahagiaanku lenyap ketika kamu menghilang lenyap. Hidupku menjadikan terang ketika kamu di sana. Hari-hariku berat sampai aku kembali ke rumah menjumpaimu. Maka lenyaplah keletihan ketika kamu senyum. Jika suatu saat hidupmu menjadi sedih, maka aku akan berusaha keras sampai benar-benar mendapatkan apa yang engkau inginkan.


Engkau kebahagiaanku, tanamkanlah kebahagiaan selamanya. Jiwa-jiwa kita telah bersatu bagaikan tanah tumbuhan. Duhai harapanku, duhai ketenanganku, duhai kedamaianku, duhai ilhamku. Indahnya hidup ini walaupun hari-hariku berat, asalkan engkau bahagia.


Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, ranting-ranting adalah ketakutan kepadanya, daun-daun adalah malu kepadanya, buahnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bahagia yang kosong, berarti cinta itu kurang. Allah telah mensifati diri-Nya, bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang mukmin dan mereka pun mencintai-Nya.


Cinta itu membuat engkau buta akan cela yang dicinta. Dan engkau rela pada apapun keadaannya. Cinta itu ketika menghujam membuatmu siap berkorban untuk yang dicinta.


Cinta tidak tumbuh karena alasan keindahan dan keelokan, sehingga jika ada keindahan dan keelokan tiada pula cinta. Tetapi cinta adalah kesucian jiwa dan kecocokan tabiatnya.Bawalah cintamu menuju ridhoi-Nya sangat Maha Pencinta.


Hati hatilah dalam bercinta. (*)


Muhdi, alumni MA Fathurrobbaaniy, Cisoka, Tangerang. Muhdi Perdiansyah tinggal di Cisoka Tangerang. Hobi jurnalistik dan riset sejarah. Muhdi bisa dihubungi di Ig @Muhdi.fe.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar