View Tepi Sawah Coffee and Food yang langsung menghadap sawah dan pegunungan. |
Halo Z, buat kamu yang jenuh nongrong di kafe ala-ala di pusat kota, nih ada kafe seru berkonsep alam. Sambal healing ye kan? Adem, seger suasanyanya.
Eniwey, sejak booming work from home (WFH), pandemi, di rumah saja, dan semacamnya, banyak yang jenuh dan butuh healing dari kehidupan monoton. Dan tempat-tempat yang menyajikan keindahan alam menjadi pilihan.
Termasuk Tepi Sawah Coffee and Food. Mengusung tagline 'Relax, Refresh, & Recharge, kedai di Desa Karangasem, Batugede, Serang Banten ini sesuai namanya, berada di tepi sawah. Dan amazing, menjadi lokasi favorit untuk dikunjungi.
"Karena mungkin orang-orang WFH (work from home-red) jadi jenuh. Mau (refrehsing) ke tempat jauh (Puncak, Bandung dan lain-lain-red) banyak larangan (tol ditutup, macet, dsb-red), pada akhirnya lebih memilih wisata lokal," jelas lelaki yang akrab disapa Away, pemilik Tepi Sawah Coffee and Food.
Saat membuka kafe ini, konsep yang dihadirkan, berkaca dari kedai-kedai pendahulu yang mengusung konsep serupa di kota-kota besar Indonesia, seperti Bandung, Bogor atau Bali. Di tempat-tempat tersebut, kafe berkonsep alam sudah lumrah, sementara di Serang masih langka.
Menyantap kelapa muda di Tepi Sawah, duuh segeeer. |
"Di lokasi ini, suasananya mendukung, cuacanya dingin. Jam 7 pagi masih ada embun. Kalau gak nyoba bikin kafe di sini, belum tau hasilnya. Saya berprinsip, nyoba belum tentu berhasil tapi diam udah pasti gagal," terang Away.
Meski begitu, Away semaksimal mungkin membuat usaha kulinernya ini long lasting dan gak hanya tren sesaat.
Away bilang, yang berbeda dari Tepi Sawah karena memiliki teater untuk nonton bareng. Nah, fasilitas ini bisa dinikmati saat malam Minggu dan malam Senin. "Responnya bagus. Paling rame memang saat weekend," lanjut Away.
Away mengaku, saat banyak yang WFH dan anak-anak sekolah belajar daru rumah, tingkat kunjungan justru semakin ramai. Terutama saat Sabtu dan Minggu, banyak yang sepedahan dan singgah ke Tepi Sawah. Apalagi saat sore. Walaupun sekitar 20 atau 30 pesepeda namun terlihat ramai.
Oh ya, kalau mau berkunjung ke sini, jam bukanya untuk Sabtu dan Minggu mulai pukul 07.00 WIB dan tutup pukul 22.00-23.00 WIB ya. Sedangkan pada hari biasa yakni Selasa-Jumat buka pukul 14.00-21.00 WIB. Oh ya, jangan berkunjung pada Senin ya, Tepi Sawah libur.
Menu di sini harganya hemat dan bersahabat kok. Banyak macemnya. Ada baso aci, empek-empek, toppoki, red velvet, yakult squash, leci yakult, kopi susu, dan kopi gula aren. Untuk makanan berat, ada nasi digoreng dan ayam bakar.
Konon tempat ini walaupun lebih sering dikunjungi keluarga, tapi banyak juga sih anak-anak muda generasi Z dateng kesini.
"Sekarang lagi bagus-bagusnya, lagi ada padi menghijau," lanjut Away.
Away bilang, padi yang ditanam di dekat Tepi Sawah ini memiliki siklus empat bulan. Dua bulan panen. Sementara kalau lagi kosong, sawah yang ada di Tepi Sawah, biasanya membuat even. Seperti layangan.
Oh ya, pengunjung Tepi Sawah ini bukan hanya dari Serang. Ada juga yang dari Jakarta dan Tangerang. Bahkan pernah ada rombongan sunmori Tangerang. Pernah juga mereka membuat acara santunan di kedai seluas 900-an meter ini.
Rencana ke depan, Away ingin melengkapi Tepi Sawah dengan kabin untuk bermalam. Selama ini sudah ada yang izin menginap di Tepi Sawah, mereka membawa tenda sendiri. Alasan mereka ingin menikmati keindahan alam.
Yuk dateng ke sini? Cari tahu di akun Instagram @tepisawahcoffeeandfood ya. (zetizenbanten)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar