ZETIZENS - Direktorat Kajian Departemen Keilmuan Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sukses menggelar Webinar Pelatihan Kepenulisan Esai Ilmiah sebagai salah satu dari dua rangkaian kegiatan HECTRA (Himagron Essay Class Training).
Kegiatan dengan tema “Meningkatkan Kompetensi dan Intelektual Mahasiswa Melalui Kepenulisan Esai Ilmiah” ini diawali sambutan oleh WD III Fakultas Pertanian Untirta yakni Dr.nat.tech Weksi Budiaji, S.Si, M.Sc., dan sambutan oleh Andi Apriany Fatmawati, Ir. M.P., selaku Ketua Jurusan Agroekoteknologi. Selainitu juga sambutan dari Ketua Umum Himagron Untirta, Farhan Puzul Iqbal.
Webinar Kepnulisan Esai Ilmiah ini menghadirkan narasumber yang hebat yaitu Elfrisda Miami Asrul Sany, S.P, alumni mahasiswi Agroekoteknologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang kepenulisan esai.
Pada kesempatan ini narasumber membawakan materi tentang “Pelatihan Esai”. Materi mencakup pengenalan esai, bagian atau struktur esai, tips dalam menulis esai, jenis-jenis esai, serta sharing-sharing pengalaman narasumber dalam menulis esai.
Menulis merupakan suatu bentuk komunikasi verbal yang menggunakan simbol tulis sebagai mediumnya. Menulis merupakan implementasi dari hasil membaca dan proses berpikir, serta perasaan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.
Menulis juga merupakan aspek keempat dalam keterampilan bahasa setelah menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Menulis berperan dalam pengaplikasian berbagai pengetahuan yang telah di dapat dari ketiga keterampilan bahasa yang lain.
Salah satu bentuk implementasi dari penuangan ide melalui tulisan ialah melalui esai. Esai merupakan pandangan penulis yang disampaikan melalui tulisan yang biasanya ditulis dengan maksimal 7-8 halaman.
Perbedaan mendasar antara makalah dengan esai hampir sama dalam struktur, yang membedakan hanyalah fungsi atau penggunaannya.
Makalah cenderung terpaku pada referensi tulisan yang pernah dipublikasikan, sedangkan esai merupakan kombinasi antara opini yang dituangkan, fakta yang mendukung, dan solusi yang ditawarkan oleh penulis.
Selain itu, esai bersifat subjektif dan tidak terpaku pada jurnal, serta dapat pula hanya bersumber pada opini diri sendiri.
Sedangkan perbedaan antara artikel dengan esai ilmiah yaitu dalam jumlah kata artikel lebih sedikit dibandingkan dengan esai.
Berdasarkan pengalaman narasumber dalam membuat esai, ia menyampaikan, terdapat beberapa jenis esai, salah satunya esai ilmiah.
Narasumber menjelaskan, esai ilmiah merupakan tulisan yang berisi opini penulis terkait permasalahan yang ada di masyarakat dengan disertai fakta beserta solusi yang ditawarkan.
Esai juga memiliki arti sebagai pandangan penulis tentang hal yang dibicarakan atau memuat argumen yang bersifat subjektif di mana argumen yang dipakai dapat menjadi daya tarik dalam sebuah tulisan.
Esai memiliki beberapa bagian antara lain pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan merupakan tahapan yang penting dalam penyusunan esai yang berisi pengantar atau latar belakang dan dasar teori yang akan diuraikan secara rinci pada bagian isi.
Isi merupakan bagian esai yang mencakup solusi permasalahan yang ditawarkan dengan disertai fakta-fakta pendukung argumen. Namun sebelum membahas mengenai solusi yang ditawarkan terhadap isu permasalahan yang diangkat, hendaknya menulis isi dengan metode piramida terbalik yang menempatkan informasi penting pada bagian awal dengan dilanjutkan informasi-informasi lain yang menjelaskan hal-hal yang menyertainya.
Piramida pertama mencakup pembahasan general mengenai isu yang diangkat, piramida kedua berisi penjabaran permasalahan yang dihadapi, dan piramida terakhir berisi solusi yang ditawarkan oleh penulis.
Dalam penyusunan esai ilmiah terdapat beberapa tahapan antara lain : memahami apa yang akan kita tulis sebagai tahapan mendasar dalam menyusun esai, selanjutnya melakukan penelitian mengenai topik yang dibahas untuk memperkuat argumen, mencatat hal-hal penting, mulai menyusun ide dimulai dari menulis kerangka esai, memperbaiki esai dan membacanya ulang, dan terakhir memperbaiki kalimat yang salah, serta terakhir pengecekan ulang sebelum akhirnya pengumpulan esai.
Dalam webinar kepenulisan esai ini, Elfrisda sebagai narasumber membagikan pengalamannya bahwa motivasi ia dalam menulis esai ialah karena beliau suka membaca sehingga termotivasi menuangkan apa yang dipikirkannya melalui tulisan.
Namun tak jarang ia menemui hambatan yang terkadang dihadapi dalam menulis berupa buntunya pikiran saat menulis esai, namun beliau menyampaikan bahwa hambatan tersebut dapat diatasinya dengan membaca kumpulan esai orang lain sebagai salah satu upaya menemukan inspirasi.
Pada kegiatan webinar kepenulisan esai ilmiah ini, selain menyampaikan materi mengenai kepenulisan esai, narasumber juga membagikan tips-tips serta pengalamannya kepada peserta webinar.
Menurutnya, untuk menemukan gaya tulisan kita sendiri dapat dilakukan dengan melakukan latihan secara terus-menerus melalui mengikuti pelatihan kepenulisan, mengikuti perlombaan esai, dan perlombaan-perlombaan kepenulisan lainnya.
Selain itu, untuk menemukan judul esai yang menarik diperolehnya melalui pencarian referensi dengan membaca judul-judul buku yang relevan dengan esai yang kita tulis.
Narasumber juga memberikan sedikit tips mencari solusi untuk sebuah permasalahan yang sedang dibahas dalam sebuah esai yang ditulis dapat dilakukan dengan melakukan diskusi terkait permasalahan, mencari permasalahan yang akan ditulis dalam penulisan esai dapat diperoleh melalui diskusi dengan orang lain, mencari dari internet, dan sumber lain.
Terakhir, narasumber memberikan motivasi kepada para peserta untuk jangan pernah berhenti menulis, karena menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Maksudnya, apa yang kita tulis akan dikenal dan dikenang abadi oleh pembacanya dan banyak orang. Dengan menulis kita dapat menyalurkan gagasan yang kita pikirkan, dengan menulis pula kita dapat mengubah dunia dengan ide-ide inovatif yang kita tulis.
Narasumber juga memberikan suatu kutipan dari Pramoedya Ananta Toer bahwa “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Hilal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar