![]() |
Novel ini diadaptasi dari bentuk film, tapi saya belum menontonnya dan baru kali ini membaca buku novel nya. Yuk simak.
Novel ini bercerita tentang empat mahasiswa Indonesia yang berkuliah di London. Mereka adalah Caramel, Dave, Bima, dan Adelle. Caramel adalah gadis dari keluarga sederhana yang berhasil meraih cita-citanya untuk berkuliah di London, Inggris.
Novel ini berdasarkan dari skenario film London Love Story, karena permintaan penggemar yang banyak, maka penulis skenario yaitu Tisa TS membuat novel ini dibantu dengan Stanley Meulen. Garis besar cerita ditulis oleh Tisa TS, dan dilengkapi dan disempurnakan oleh Stanley Meulen sebagai penulis pendamping.
Ini adalah sebuah fenomena baru, di mana skenario film dijadikan novel, padahal kebanyakan novel yang dijadikan film. Menurut Tisa TS berdasarkan pada berita online yang dirilis akhir-akhir ini setiap film mempunyai strategi masing-masing untuk memperkenalkan filmnya dan film London Love Story ini memilih menjadikan skenario filmnya ke dalam novel untuk dibaca calon penontonnya agar penonton film London Love Story dapat terlebih dahulu mengetahui seperti apa ceritanya.
Ditulis dengan gaya khas Tisa TS, yaitu bahasa sehari-hari dan mudah dicerna oleh pembacanya, membuat novel ini dapat dengan cepat ditangkap oleh pembacanya. Diselipi dengan bahasa-bahasa gaul yang hits pada masa kini, membuat novel ini semakin keren saja.
Novel ini bukan bercerita tentang masa-masa cinta pertama, melainkan tentang bagaimana kita ke depannya dengan cinta. Ada yang berusaha untuk mempertahankan, ada yang berusaha untuk maju ke depan, dan ada juga yang ingin merasakan cinta baru yang lebih baik. Percintaan menjadi hal utama, namun ada juga sisi persahabatan yang kental. Hanya saja, sisi kekeluargaan hanya muncul sedikit, hanya tokoh Caramel yang diceritakan orang tuanya. Mantan kekasih Caramel benar-benar membuat penasaran, kita akan menebak-menebak siapa sebenarnya mantan kekasih Caramel.
Keunggulan dari novel ini adalah bahwa novel ini berhasil menghadirkan suasana London yang sejuk pada saat usai musim gugur, daun-daun berguguran, namun terasa dingin saat memasuki musim dingin yaitu hujan. Pada keseluruhan cerita juga sangat sesuai dengan judul yang diusung. Banyak tempat indah di London yang tergambar dalam novel ini. Tidak hanya London, penulis tidak lupa dengan tanah air yaitu dengan menghadirkan Pulau Dewata Bali sebagai tempat penceritaan Caramel dan mantan kekasihnya.
Tampilan dalam novel ini sangat menarik. Jika di sampul depan dan belakangnya berwarna biru, lain halnya dengan tampilan dalamnya. Tampilan dalamnya berwarna merah, hitam dan putih. Kata-kata tentang cintanya sangat indah dan pastinya membuat pembacanya terpesona apalagi gen Z yang sedang masa-masanya puber.
Kelemahan dari novel ini adalah masih terdapat kesalahan penulisan kata. Hal kecil seperti itu patut menjadi perhatian penyunting. Dalam novel ini pun tidak terdapat daftar isi, sehingga pembaca kesulitan jika ingin membaca bagian disukai untuk dibaca ulang. (*)
M. Septian Jagoan al-Majlisi adalah Zetizen Icon Jurnalistik 2021. Siswa SMAN 4 Kota Serang. Tinggal di Karangantu, Kota Serang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar