Ilustrasi dari drama Korea Pinocchio
Puisi Asyifa HK
Matahari jingga perlahan lelap bersama mimpi
Dersik malam menggetarkan hati
Kalbuku mengerang dalam naungan purnama
Ingin kugenggam dan pulang bersama
Bersama kasih dalam hati
Bersama wangi tubuhmu yang memabukkan
Dengan sikap lembutmu hati mampu ditaklukkan
Denganmu ingin semua kupaksakan
Serayu malam menyapa kulit eksotis nan rapuh
Rinai air mata kian turun tanpa gemuruh
Retisalya bersama pilu telah banyak ditempuh
Jiwa bahagia tak sedang utuh
Jutaan rinai telah menyapa wajah berbalut nestapa
Setitik rintiknya membawa filosofi realita
Hujan menemani derai air mata
Aku, hujan dan derasnya tangisan menyatu dalam melankolia
Naas menimpa jiwa lemahku dalam kekalutan
Dalam pekikkan kemarahan langit malam
Jiwaku tersungkur bersama jatuhnya jutaan rintik pilu hujan
Mati rasa dan tubuh kuistirahatkan dalam heningnya malam
Secangkir teh hangat dan selimut tak cukup menutupi rasa sedih
Tak ada obat untuk lukaku yang terlanjur perih
Pelik menyelimuti jiwaku yang kian mendidih
Pergimu menyisakan kenangan pedih
Asyifa HK, penggila sastra dan kecintaanya pada buku. Fiksi
sampai nonfiksi. Seorang pluviophile ini bisa dihubungi di Instagram @asyfhln_
dan kunjungi blog https://asyifakay.blogspot.com/?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar