![]() |
Ilustrasi by net. |
Oleh Artika Sari
Sejak
kehidupan dimulai di muka bumi ini, air memegang peranan yang sangat penting
bukan hanya sebagai alat vital dalam sumber penghidupan tetapi juga sebagai
sumber peradaban dan kebudayaan. Ketergantungan akan keberadaan air di
peradaban yang berkembang saat ini dapat membuat peradaban yang semakin maju
jika menggunakan air dengan tepat dan bijaksana. Sejarah mencatat beberapa
peradaban tertua di muka bumi perkembangan dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh
air. Tingginya pengaruh air bagi keberlangsungan peradaban membuat air sebagai
kebutuhan utama dalam proses kehidupan.
Berdasarkan
hasil survey yang dilakukan Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 2019,
kebutuhan setiap orang di Indonesia dalam mengkonsumsi air rata-rata sebanyak
126,9 liter dan pemakaian terbesar sebanyak 31,4 liter untuk kebersihan rumah
per hari. Kebutuhan ini tergolong besar dan akan bertambah seiring bertambahnya
jumlah penduduk, terlebih Indonesia merupakan negara terpadat ke 4 di dunia.
Walaupun Indonesia merupakan negara
Maritim, ini tidak menjamin Indonesia terhindar dari krisis air. Pencemaran
air, kebiasaan yang tidak baik dalam penggunaan air dan berpikir bahwa air akan
ada kembali merupakan pemikiran yang bisa merusak peradaban, karena peradaban
tanpa adanya air merupakan suatu hal yang mustahil.
Hasil survei kualitas air minum oleh Kementerian Kesehatan pada tahun
2021, hanya 17 persen rumah tangga di Indonesia yang mendapatkan aksen air yang
aman dan 1 dari 5 rumah tangga menggunakan air minum terkontaminasi tinja yang
dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan kehidupan. Air yang tercemar
mengakibatkan penyakit seperti tifus, kolera, hepatitis, hingga penyakit
lainnya dan bisa menyebabkan kematian, akibat lainnya akan menimbulkan krisis
air, mengancam sumber air minum, serta kebutuhan penting lain bagi kehidupan
makhluk hidup.
Banyaknya pengaruh dampak buruk bagi kehidupan ketika terjadinya krisis
air, mengakibatkan aparat pemerintahan juga harus ikut turut aktif, karena akan
mengganggu perekonomian daerah maupun nasional. Perekonomian ini juga bisa
mengancam kesejahteraan masyarakat dikarenakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
terkikis. Untuk menanggulangi krisis tersebut Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Mohammad Zainal Fatah Mengatakan "Untuk menanggulangi
krisis air bersih dan pangan tersebut, pemerintah mulai melakukan mitigasi,
salah satunya membangun infrastruktur untuk mengatur kecukupan air bersih dan
pangan di Tanah Air". Saya setuju dengan pendapat tersebut karena dengan
kita lebih memperhatikan dalam pengelolaan air yaitu membangun mitigasi, itu
bisa lebih membantu untuk mengatasi krisis air yang terjadi.
Mohammad Zainal Fatah menambahakan “Kebutuhan air meningkat, namun
ketersediaan air bersih semakin menipis". Saya sepakat dengan apa yang dikatakan
beliau, karena permasalahan lainnya yang sangat mengancam peradaban Dan
mengakibatkan krisis air yaitu ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
ketersediaan, yang bisa mengakibatkan perubahan pada sistem pertanian, tata
kelola kota, hingga gaya hidup manusia tidak terkendali.
Perlu adanya suatu solusi untuk menanggulangi permasalahan krisis air,
di samping itu aparat pemerintahan saja tidak cukup, jika masyarakat nya masih
tidak paham akan air itu sendiri. Bestari air yang merupakan solusi baru yang menggabungkan
pada 3 konsep yaitu Berpengetahuan, Kebijaksanaan dan Berbudi luhur dalam
menggunakan air. Bestari air yang awal penerapannya dimulai atas kesadaran diri
setiap manusia yang akan memberikan pengaruh besar untuk menyelesaikan masalah
terkait air karena setiap manusia akan peduli dan sadar akan penggunaan air
yang baik. Konsep yang didasarkan pada perubahan gaya hidup setiap manusia,
yang diawali dengan menimba ilmu akan air. Karena jika kita mempunyai
pengetahuan akan air kita paham tentang air itu sendiri. Dan memberikan rasa
ingin tahu sehingga memberikan perubahan untuk melakukan perbuatan yang
terpuji, ilmu juga merupakan modal awal setiap manusia untuk memulai hidup yang
baik sehingga meninggalkan sesuatu yang buruk.
Pada Kebijaksanaan yang dimaksudkan yaitu manusia akan memulai
bijaksana dalam penggunaan air, meskipun dimulai dari atas perubahan yang kecil
namun akan memberikan dampak baik. Seperti Manusia akan mengerti jika
menggunakan air dengan boros akan mengakibatkan
kelangkaan air, maka ia akan memulai untuk hemat dalam penggunaan air.
Contoh lainnya manusia tidak akan menyia-nyiakan air dengan cuma-cuma, ia akan
menggunakan air sesuai kebutuhan dan semestinya.
Dan yang terakhir yaitu berbudi luhur yang akan melengkapi kesadaran
manusia akan manfaat, penting dan kebutuhan akan air bagi kehidupan dan
peradaban. Sehingga air pun akan memberikan manfaat bagi manusia yang akan
membuat peradaban yang adiluhung. Karena pada dasarnya memang benar air
merupakan Tirta yang memiliki arti
kesucian dan keajaiban bagi kehidupan yang bukan hanya berlaku bagi kepercayaan
Hindu di Bali tetapi menjadi pegangan kokoh dan berlaku bagi setiap makhluk
hidup. Untuk menghilangkan kotoran (klesa) bagi diri setiap manusia dan membawa
peradaban saat ini semakin maju.
Oleh karena itu, selayaknya kita sebagai makhluk hidup gotong royong
untuk sama-sama menyelamatkan air. Air berperan sebagai Sumber Kehidupan
(Uriping Bhuwana) dan Penyembuh Peradaban (Usadhaning Sangaskara), karena itu
manusia harus berperan dalam Menyembuhkan Peradaban Air (Mangusadha Sangaskara
Toya). Adanya rintangan dan kesulitan bukan berarti tidak mungkin untuk
dilakukan. Dengan adanya tekad, usaha, kemauan, kesadaran, serta kepedulian
kita bisa menjaga dan melestarikan air. Sehingga langkah ini mampu mencegah
semakin banyaknya makhluk hidup yang mendapatkan dampak buruk dari krisis air.
Akhir kata, saya mengajak seluruh elemen untuk mewujudkan Peradaban yang lebih
maju melalui air sebagai sumber peradaban (Jaladhara Sasmita Danu Kerthi). (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar