Terbaru

Pengaruh Gaya Hidup dan Karakterisasi Air dalam Peradaban

Jumat, 14 Oktober 2022

Ilustrasi by net.


Oleh Artika Sari

 

Sejak kehidupan dimulai di muka bumi ini, air memegang peranan yang sangat penting bukan hanya sebagai alat vital dalam sumber penghidupan tetapi juga sebagai sumber peradaban dan kebudayaan. Ketergantungan akan keberadaan air di peradaban yang berkembang saat ini dapat membuat peradaban yang semakin maju jika menggunakan air dengan tepat dan bijaksana. Sejarah mencatat beberapa peradaban tertua di muka bumi perkembangan dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh air. Tingginya pengaruh air bagi keberlangsungan peradaban membuat air sebagai kebutuhan utama dalam proses kehidupan.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 2019, kebutuhan setiap orang di Indonesia dalam mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 126,9 liter dan pemakaian terbesar sebanyak 31,4 liter untuk kebersihan rumah per hari. Kebutuhan ini tergolong besar dan akan bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk, terlebih Indonesia merupakan negara terpadat ke 4 di dunia. Walaupun Indonesia  merupakan negara Maritim, ini tidak menjamin Indonesia terhindar dari krisis air. Pencemaran air, kebiasaan yang tidak baik dalam penggunaan air dan berpikir bahwa air akan ada kembali merupakan pemikiran yang bisa merusak peradaban, karena peradaban tanpa adanya air merupakan suatu hal yang mustahil.

Hasil survei kualitas air minum oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, hanya 17 persen rumah tangga di Indonesia yang mendapatkan aksen air yang aman dan 1 dari 5 rumah tangga menggunakan air minum terkontaminasi tinja yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan kehidupan. Air yang tercemar mengakibatkan penyakit seperti tifus, kolera, hepatitis, hingga penyakit lainnya dan bisa menyebabkan kematian, akibat lainnya akan menimbulkan krisis air, mengancam sumber air minum, serta kebutuhan penting lain bagi kehidupan makhluk hidup.

Banyaknya pengaruh dampak buruk bagi kehidupan ketika terjadinya krisis air, mengakibatkan aparat pemerintahan juga harus ikut turut aktif, karena akan mengganggu perekonomian daerah maupun nasional. Perekonomian ini juga bisa mengancam kesejahteraan masyarakat dikarenakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat terkikis. Untuk menanggulangi krisis tersebut Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Mohammad Zainal Fatah Mengatakan "Untuk menanggulangi krisis air bersih dan pangan tersebut, pemerintah mulai melakukan mitigasi, salah satunya membangun infrastruktur untuk mengatur kecukupan air bersih dan pangan di Tanah Air". Saya setuju dengan pendapat tersebut karena dengan kita lebih memperhatikan dalam pengelolaan air yaitu membangun mitigasi, itu bisa lebih membantu untuk mengatasi krisis air yang terjadi.

Mohammad Zainal Fatah menambahakan “Kebutuhan air meningkat, namun ketersediaan air bersih semakin menipis". Saya sepakat dengan apa yang dikatakan beliau, karena permasalahan lainnya yang sangat mengancam peradaban Dan mengakibatkan krisis air yaitu ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan, yang bisa mengakibatkan perubahan pada sistem pertanian, tata kelola kota, hingga gaya hidup manusia tidak terkendali.

Perlu adanya suatu solusi untuk menanggulangi permasalahan krisis air, di samping itu aparat pemerintahan saja tidak cukup, jika masyarakat nya masih tidak paham akan air itu sendiri. Bestari air yang merupakan solusi baru yang menggabungkan pada 3 konsep yaitu Berpengetahuan, Kebijaksanaan dan Berbudi luhur dalam menggunakan air. Bestari air yang awal penerapannya dimulai atas kesadaran diri setiap manusia yang akan memberikan pengaruh besar untuk menyelesaikan masalah terkait air karena setiap manusia akan peduli dan sadar akan penggunaan air yang baik. Konsep yang didasarkan pada perubahan gaya hidup setiap manusia, yang diawali dengan menimba ilmu akan air. Karena jika kita mempunyai pengetahuan akan air kita paham tentang air itu sendiri. Dan memberikan rasa ingin tahu sehingga memberikan perubahan untuk melakukan perbuatan yang terpuji, ilmu juga merupakan modal awal setiap manusia untuk memulai hidup yang baik sehingga meninggalkan sesuatu yang buruk.

Pada Kebijaksanaan yang dimaksudkan yaitu manusia akan memulai bijaksana dalam penggunaan air, meskipun dimulai dari atas perubahan yang kecil namun akan memberikan dampak baik. Seperti Manusia akan mengerti jika menggunakan air dengan boros akan mengakibatkan  kelangkaan air, maka ia akan memulai untuk hemat dalam penggunaan air. Contoh lainnya manusia tidak akan menyia-nyiakan air dengan cuma-cuma, ia akan menggunakan air sesuai kebutuhan dan semestinya.

Dan yang terakhir yaitu berbudi luhur yang akan melengkapi kesadaran manusia akan manfaat, penting dan kebutuhan akan air bagi kehidupan dan peradaban. Sehingga air pun akan memberikan manfaat bagi manusia yang akan membuat peradaban yang adiluhung. Karena pada dasarnya memang benar air merupakan Tirta yang memiliki arti kesucian dan keajaiban bagi kehidupan yang bukan hanya berlaku bagi kepercayaan Hindu di Bali tetapi menjadi pegangan kokoh dan berlaku bagi setiap makhluk hidup. Untuk menghilangkan kotoran (klesa) bagi diri setiap manusia dan membawa peradaban saat ini semakin maju.

Oleh karena itu, selayaknya kita sebagai makhluk hidup gotong royong untuk sama-sama menyelamatkan air. Air berperan sebagai Sumber Kehidupan (Uriping Bhuwana) dan Penyembuh Peradaban (Usadhaning Sangaskara), karena itu manusia harus berperan dalam Menyembuhkan Peradaban Air (Mangusadha Sangaskara Toya). Adanya rintangan dan kesulitan bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Dengan adanya tekad, usaha, kemauan, kesadaran, serta kepedulian kita bisa menjaga dan melestarikan air. Sehingga langkah ini mampu mencegah semakin banyaknya makhluk hidup yang mendapatkan dampak buruk dari krisis air. Akhir kata, saya mengajak seluruh elemen untuk mewujudkan Peradaban yang lebih maju melalui air sebagai sumber peradaban (Jaladhara Sasmita Danu Kerthi). (*)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar