![]() |
Ilustrasi net. |
Puisi Nurlela Febrianti
Masih ku bernafas
di setiap detak jantung
Dan di udara yang kuhirup
kepada jiwa selaksa miris
Ketika bintang bersinar
di antara gelapnya malam
Ku bersembunyi di bawah
terangnya rembulan
Sendiri di sepertiga malam
Dalam sunyiku memandang
gelapnya langit temaram
menanti hingga fajar menjelang
Dalam sunyiku terjebak
tak kuasa tuk beranjak
Kepada sunyiku menebar duka
tentang luka masih menyeruak
Lagi...kusendiri di malam kelabu
kepada jiwa menggebu
Harap kusimpan dalam kalbu
Kau yang sedang beranjak
menghampiri dalam penantianku,
terbesit ucap
Merangkai kata sarat akan harap
Masih adakah asa?
ketika jerit piluku dengar tolong...
Masih adakah do'a?
ketika sang penyair hilang makna
Ketika gagalku
menghancurkan kesombongan
Kegagalan menuntunku
pada kedewasaan
Seberapa kerasnya hidup
kutak perduli
Kupunya beribu alasan
untuk tetap bertahan
Sebab aku punya harapan
Merangkai kata dia tas puisi ringkas Disini,ditanah
bumipertiwi
kumelangkah meraih mimpi juga cita
Berlari dalam angan
Bertaruh tuk masa depan
Berjuang,akan kuraih
mimpiku yang sempat terhalang
Agustus 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar