Review Buku 1948
Oleh Sefiani
Hai, saya baru saja selesai membaca 1984 (Nineteen Eighty-Four), buku karya penulis kelahiran India, George Orwell.
Pernahkah terbayangkan jika tidak bisa melakukan apa yang Anda suka? Yang ada, setiap gerak-gerik dan ucapan Anda, diawasi oleh suatu pihak? Dan jika Anda melakukan sesuatu yang menurut mereka keliru, Anda akan dilenyapkan, entah itu dibunuh ataupun diasingkan untuk melakukan kerja paksa. Anda hanya boleh melakukan, bahkan hanya boleh memikirkan apa yang menurut pihak tersebut diperbolehkan. Sungguh akan sangat membuat kita tidak bebas dan sangat menjemukan. Keadaan seperti itulah yang terjadi di masa hidup Winston Smith pada 1984.
Awal-awal membaca buku ini, jujur saja membosankan. Namun semakin banyak halaman yang saya baca, sedikit demi sedikit mulai menikmati jalan ceritanya. Saya menyukai ide dystopia yang dikemas penulis dengan sangat apik. Terutama ide mengenai Newspeak dan Oldspeak, menurut saya, ini sangat brilian.
Buku ini layak untuk dibaca dan dikoleksi. Terlebih buku ini masuk dalam berbagai kategori buku terbaik, di antaranya : 1001 Books You Must Read Before You Die dan The Top 100 Big Read.
Meskipun pada 1984 sudah lama berlalu, saya rasa novel ini akan tetap relevan untuk dibaca kapan pun. Karena akan selalu ada kekuasaan yang mencoba menggagahi masyarakat dan dunia, menyuntikkan ideologi totaliter dan menempatkan kediktatoran di puncak sebagai momok untuk mengontrol setiap aksi warganya.
Begitu banyak wawasan di dalam buku ini yang membukakan pola pikir kita akan semua bentuk penindasan yang di lakukan oleh para penguasa. Maka dari itu mari kita baca. (*)
Sefiani adalah Zetizen Icon Entrepreneur 2021. Tinggal di Cinanggung, Kota Serang, Banten. Baru saja lulus dari SMAN 5 Kota Serang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar